Salju di musim semi di Austria, mengapa salju masih turun ke bumi di musim semi ?

Saat ini di Austria sedang berlangsung musim semi. Tahun ini musim-musim di belahan bumi utara tepatnya di Eropa memang agak sedikit berbeda. Di antaranya adalah saat musim dingin, salju sangat jarang datang, meski kedatangan salju pertama kali lebih cepat dari umumnya yaitu di akhir Nopember di area ane tinggal, malah di Tyrol awal Nopember di sertai badai salju.. Wow..

Kedatangan salju yang lebih cepat yang menandakan musim dingin akan tiba sudah beberapa kali terjadi dan ini masih dianggap normal. Tapi kemudian salju menjadi sulit untuk kembali ke bumi

Keadaan ini membuat musim dingin menjadi layaknya musim semi.

Nah selain fenomena ini, ternyata ada lagi fenomena yang lain, dimana salju tiba-tiba datang di awal musim semi. Kita kira dah tamat riwayatnya mengingat sudah masuk musim semi. Lagipula saat musim dingin salju bisa dihitung dengan jari kedatangannya

Mengapa ini bisa terjadi ya? Ga hanya di Austria, di negara-negara lain di Eropa dan Amerika juga mengalami hal yang sama

Nah untuk mencari jawabannya, kita telusuri dulu yuk mengenai musim semi

Musim semi

Musim semi adalah salah satu musim dari 4 musim di daerah subtropis. Musim semi adalah musim peralihan dari musim dingin ke musim panas

Musim semi ketika didefinisikan dengan cara ini, dapat dimulai dengan waktu atau tanggal yang berbeda di berbagai wilayah

Di belahan bumi utara seperti Eropa, musim semi umumnya dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga tanggal 21 Juni, meski ini ga identik banget. Beberapa wilayah memulai musim semi lebih awal, tergantung pada keadaan meteorologi dan astronomi, keadaan di bumi dan di langit seperti temperatur, curah hujan dan lain-lain. Geografis seperti ketinggian suatu wilayah pun turut mempengaruhi

Bahkan di area tempat ane tinggal, tanaman liar berbunga lebih awal begitu juga pohon hazelnut yang mengeluarkan kuncupnya. Mereka mengira musim semi telah tiba karena suhu yang adem, tidak dingin merinding beberapa hari belakangan ditambah dengan kehadiran sinar matahari. Salju juga sangat jarang datang, bisa dihitung dengan jari selama musim dingin kemarin. Padahal saat itu masih musim dingin di awal bulan Februari lho..

Jadi paling tidak awal bulan Maret sudah masuk musim semi kan ya..

Kemudian untuk belahan bumi selatan, musim dingin dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember. Di belahan bumi selatan seperti Australia dan Selandia Baru, musim semi secara konvensional dimulai tanggal 1 September dan berakhir pada 30 Nopember.

Selain kedatangan musim semi yang berbeda-beda, kita lihat yuk ciri-ciri yang menandakan musim semi itu apa aja sih..

Ciri-ciri musim semi

Ciri-ciri musim semi antara lain adalah
– berkaitan dengan indikator biologis seperti tumbuh-tumbuhan yang tumbuh kembali dan mekar, geliat aktivitas hewan yang lebih lincah dan bau tanah khusus yang telah mencapai suhu untuk tumbuh-tumbuhan kecil berkembang

– siang lebih panjang daripada malam hari
– hawa musim semi agak terasa panas karena menjelang musim panas

Awal musim semi adalah kesempatan pertama dimana suhu siang hari rata-rata melebihi 0°C selama 7 hari berturut-turut, sehingga tanggal bervariasi dengan garis lintang dan ketinggian

Selama awal musim semi, sumbu bumi meningkat kemiringannya relatif terhadap matahari dan panjang siang hari dengan cepat meningkat untuk belahan bumi yang relevan. Belahan bumi mulai menghangat secara signifikan, menyebabkan pertumbuhan tanaman baru melesat pesat

Awal musim semi yang biasanya suhu meningkat lebih dari 0°C bisa saja kembali ke minus. Nah yang menariknya ada suatu hari suhu di bumi di bawah 0°C yaitu -2 hingga -4°C akan tetapi matahari memancarkan sinarnya dengan kuatnya. Meski pancarannya sangat menyilaukan layaknya musim panas, suhu tetap dingin

Kemudian datanglah salju perlahan gemulai di pagi-pagi buta hingga menjelang pagi dan di pagi hari semakin lebat. Kejadian ini pas sehari setelah Daylight Saving Time yang menandakan masuknya waktu musim panas di musim semi, dengan jam waktu yang loncat sejam lebih cepat, pada hari Senin 30 Maret 2020. Padahal saat datangnya Daylight Saving Time, benar-benar menampakkan musim panas dengan matahari yang hadir terang benderang

Musim semi masih kita dapati salju? Kalo seminggu di awal musim semi mungkin ya. Tapi lewat dari itu masih bisakah salju turun ke bumi? Ya bisa saja.. kenapa tidak? Ini dimungkinkan karena beberapa hal

Suhu di bumi yang sangat rendah.

Seperti diketahui, salju yang terjadi di langit saat turun ke bumi tetap dengan wujudnya atau berubah tergantung perjalanannya hingga sampai ke permukaan bumi

Salju tetap dengan wujudnya saat suhu di bumi di bawah 5°C. Akan tetapi jika suhu di bumi di atas suhu tersebut, yang ada adalah salju mencair duluan sebelum sampai ke permukaan bumi

Itulah sebabnya mengapa di musim semi masih kita jumpai salju. Bumi masih dingin, bumi masih belum sepenuhnya panas, masih bertahap menuju ke arah kesempurnaan

Ketinggian suatu wilayah

Semakin tinggi suatu wilayah, semakin lambat menghangatnya wilayah itu. Seperti contoh di wilayah Dachstein atau Salzkammergut di negara bagian Austria yaitu Öberosttereich, yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut, di musim semi masih ada saja salju turun menghampiri

 

Bahkan salju yang sebelumnya turun ke area tersebut dan menumpuk masih nampak jelas terlihat karena suhu yang dingin menyebabkannya salju awet dan lama mencair

Aaah.. Bahagianya melihat salju datang di musim semi 😊Apalagi di musim dingin kemarin langka sekali salju, sekalian pengobat rindu ya

Salju itu.. ga pernah membosankan. Selalu ada keanggunan dan kelembutan dibalik putihnya sosok dingin ini

Nah demikainlah pemirsa edisi kali ini mengenai mengapa salju masih turun ke bumi padahal musim dingin telah berlalu. Semoga bermanfaat

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar