Beragam cabe di Austria, dari cabe hias hingga cabe pedas bio, cabe rawit, jalapeno hingga habanero

Bangsa Asia adalah bangsa yang menyukai cabe, termasuk Indonesia. Sejak di Austria, aku sangat perhatian pada cabe. Maklum kuliner warga tropis tak bisa dilepaskan dari bumbu dapur yang satu ini ya pemirsa. Tanpa dirinya, apalah arti masakan. Serasa ada yang hampa

Aku sampai hafal beragam cabe yang hadir di supermarket bule di Benua Biru ini. Mulai dari jenisnya, tingkat kepedasannya, kemasannya beserta musimnya. Mulai dari cabe hias hingga cabe pedas, mulai dari tanpa rasa pedas, sedikit pedas hingga sangat pedas,, dari kemasan kotak, plastik hingga terangkai bak rangkaian bunga, dari musim dingin hingga musim panas

Alhamdulillah atas kehadiran mereka ya. Padahal sebelumnya, jangankan cabe segar, cabe bubuk pun susah dicari. Yang ada cabe segede remote control yang ga ada pedas-pedasnya 😊

Supermarket di Austria selalu berbenah diri demi memuaskan pelanggan, termasuk update apa aja yang menjadi selera pelanggan bahkan mencoba produk di luar bule yang sekiranya memiliki prospek cerah.

Misalkan dulunya di supermarket langganan kita ga pernah jualan cabe segar, akhirnya mulai tersedia. Dulunya jarang banget jualan kecambah segar, sekarang kecambah segar selalu nangkring manis manja di bagian sayur mayur menjadi produk elit yang dicintai emak-emak rumah tangga. Dulunya hanya ada mie bule seperti spagheti dkk, sekarang mulai ada mie merk Indonesia, Indomie.. Seru kan? Meski yang terakhir ini kehadirannya timbul tenggelam, namun lumayanlah usahanya ya 🙂

Begitu juga dengan dunia percabean. Setingkat lebih maju sekarang dengan mulai hadirnya cabe yang digadang-gadangkan menjadi salah satu cabe terpedas di dunia, Jalapeno. Padahal sebelumnya cabe jenis ini ga pernah ane jumpai di supermarket lho..

Sebelumnya rekor cabe terpedas di supermarket Austria yang aku jumpai adalah cabe rawit dari Mozambik. Tapi aku ga yakin cabe rawit berasal dari negara ini, setidaknya dari namanya cabe ini pasti bibitnya dari Indoensia. Karena hanya Indonesia yang memiliki nama yang unik ini, cabe rawit 😊 Kemudian cabe pedas yang jadi favoritku adalah cabe yang diimpor dari Italia, kadangkala juga dari Spanyol, yang dikemas unik seperti buket kembang. Biar emak-emak semangat membeli kali ya 🙂

Selanjutnya cabe bio asli dari perkebunan Austria, cabe yang fisiknya kecil layaknya cabe kecil di Indonesia.

Dan terakhir cabe panjang dengan tingkat kepedasan tak dapat diprediksi, kadang pedas, kadang sedikit pedas bahkan nyaris nol alias ga ada, meski produsen bilang pfefferoni scharf alias cabe pedas 🙂

Ok deh.. Untuk lebih lengkapnya cabe apa saja yang menjadi favorit dan incaran emak-emak tropis ini, yuk kita eksplor bersama-sama. Kita awalai yang cantik-cantik dulu ya. Dialah cabe hias

Cabe hias

Cabe hias ramai di musim panas. Cabe ini menjadi komoditi yang laris manis karena keindahan buah-buahnya yang lebat beraneka warna. Cabe dari jenis Capsicum annum ini menarik perhatianku begitu pun suami, sehingga membelikannya sepot untukku saat kita berbelanja ke toko bunga.

Bagaimana rasanya? Dicoba aja, jawab suami saat aku ragu akan kepedasannya

Cabe jalapeno

Cabe Meksiko ini hadir manakala cabe-cabe lainnya di musim dingin pada libur.

Pertama kali hadir di supermarket bule, cabe ini adalah produk impor dari  negeri tetangga Italia. Hingga beberapa bulan kemudian kebun Austria membudidayakannya dan meramaikan produknya di supermarket juga

Umumnya cabe seukuran jempol orang dewasa ini dipetik saat masih hijau. Namun belakangan terdapat warna oranye dan merah darah, meski pun ini jarang

Bagaimana dengan harganya? Karena merupakan cabe perdana di Austria, harganya tentu lumayan mahal, cabe. Cabe seberat 50 gram berisi 3 buah cabe seukuran jempolku ini dihargai 1,49 Euro atau Rp.25.000. Alamak.. hanya 3 buah seharga Rp.25.000? Ya.. begitulah kalo di Eropa ya.. Jadi kalo sekilonya jalapeno seharga 29,80 Euro atau sekitar Rp. 506.000. Wow..

 

Cabe bio asli dari perkebunan Austria

Ini adalah cabe bio yang aku jumpai pertama kali di supermarket langgananku yang awalnya tak mengenal cabe saking tak pernah ada. Betapa girangnya diriku. Saat itu kupikir aku dan suami tidak perlu berbelanja ke beberapa supermarket karena produk yang kita cari tidak lengkap, apalagi kalo bukan cabe 🙂

Bertambah girang karena cabe ini lumayan pedasnya. Persis cabe Indonesia hanya buahnya lebih montok.

Merupakan suatu prestasi yang luar biasa bagi Austria ya 🙂

Cabe ini dikemas dalam wadah karton hingga cabe-cabenya terlihat jelas. Makanya langsung menarik perhatianku

Cabe dari perkebunan Austria

Masih dari kebun Austria. Kali ini cabenya lebih bervariasi dari warna hingga jenisnya. Di antara yang aku suka karena lumayan pedas adalah habanero. Beberapa nama lain adalah pagaya, peper, surtsey, fresno termasuk juga jalapeno, lengkap dengan keterangan seperti warna dan ukuran serta tingkat kepedasannya, dari pedas hingga ekstrim pedas

Merupakan suatu prestasi tersendirii Austria bisa menghadirkan segala macam cabe dan tingkat kepedasannya yang tak mengecewakan. Hanya saja harganya yang masih di atas rata-rata ya 🙂

Nah di kemasannya terdapat keterangan nama cabe dan tingkat kepedasannya lho

 

Yuk kita cek samasama di antaranya

Habanero

Cabe ini terkenal akan kepedasannya. Tak diragukan lagi termasuk aku orang Asia penyuka pedas. Aku bisa dua tiga kali menghabisaknnya dalam tiap masakan. Ga sanggup seutuhnya karena pedasnya luar biasa

Warna cabe yang dihadirkan adalah merah dan kuning. Bentuknya unik dan ukurannya lumayan besar. Derajat kepedasannya 10. ekstrim pedas

Peper

Berwarna kuning cerah dan panjang, cabe ini memiliki derajat kepedasan 5, dengan rasa pedas

Aku suka cabe panjang nan pedas ini. Biasanya untuk menumis sayur

Pagaya

Berwarna merah dan panjang, cabe ini memilikiderajat kepedasan 5, dengan rasa pedas

Lumayanlah untuk memerahkan masakan ya 🙂

Demikianlah beberapa cabe dari kebun Austria, salah satu cabe pilihanku

Cabe yang diimpor dari Spanyol dan Italia

Cabe yang lumayan pedas ini kujumpai di supermarket lainnya yang memang satu-satunya supermarket yang konsisten menghadirkan cabe di sepanjang tahun. Ini sangat membantu kuliner tropisku. Cabe ini dikemas unik biar pembeli tertarik, dirangkai bak merangkai bunga

Cabe rawit

Masih di supermarket yang lumayan besar se Austria ini, cabe rawit dari Mozambik benua Afrika hadir meramaikan percabean. Pada etiketnya tertulis kalo cabe rawit ini very hot (sangat pedas). Ada keterangannyajuga  bagaimana cara mengkonsumsinya karena tergolong pedas,

Cabe rawit berasal dari keluarga Solanaceae dan genus Capsicum dengan  spesies Frutescens. Kadar kepedasannya berkisar 50.000 hingga 100.000 skala Scoville.

Ini merupakan salah satu cabe favoritku. Kalo ada dia, yang lain minggir. Aku biasanya borong sekaligus beli dua bungkus, yang diiyakan suami

Namanya cabe rawit, persis seperti cabe di Indonesia

Nah demikianlah pemirsa laporanku kali ini mengenai dunia percabean.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi emak-emak Indonesia yang galau akan kehadiran cabe di negeri bule khususnya di Austria

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar