Sayuran Indonesia yang mudah tumbuh di Austria di musim panas, sawi hijau dan manfaatnya untuk kesehatan (part-3)

Kalo mendengar kata sawi hijau, yang terlintas dalam pikiran kita adalah bakso, mie dan kawan-kawan ya.. Benar, sawi hijau merupakan pelengkap kuliner Indonesia kesohor ini menjadi semakin krenyes, segar, enak dan nikmat. Padahal hanya berupa sayuran hijau yang seketika kuyu layu lho saat disiram kuah bakso atau ditimpa mie goreng, mie ayam dan sebangsanya 😊Itulah kelebihan sawi hijau ini

Sawi hijau adalah tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Meskipun masih keluarga kubis-kubisan yang banyak tumbuh di Austria, akan tetapi sawi hijau jarang ditemui di sini, baik dibudidaya maupun dijual di supermarket-supermarket. Entah kenapa.. padahal sawi hijau banyak gizinya dan sayuran yang sangat nikmat diolah apa saja. Paling banter itu saudaranya sesama sawi yaitu pakcoy, yang berat sebuahnya saja bisa mencapai 2 kg. Wow..

Maka dari itu aku yang juga menggemari sayuran hijau ini sampai-sampai harus menanamnya di Austria, dengan cara memboyongnya dari kampung halaman, tentunya berupa biji ya.. Tenang pemirsa, ga perlu kuatir membawanya karena ukurannya sangat halus dengan bobot yang ga bikin bagasi jebol 😊

Meskipun sudah lama mengenalnya, bukan berarti aku dah tau luar dalam mengenai sawi hijau ya.. apalagi keberadaannya di negeri musik ini. Sawi hijau sangat layak diangkat ke permukaan untuk disajikan ke pemirsa pada edisi kali ini karena keistimewaannya😊 Aku penasaran kenapa sayuran ini ga dibudidaya bule dan segala hal mengenai sayuran ini termasuk manfaatnya untuk kita.

Pemirsa berminat juga mengenalnya seperti diriku.. yuk kita telusuri bersama-sama. Kita lihat biodatanya terlebih dahulu ya..

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Tribus : Brassiceae
genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa
Varietas : Parachinensis

Sawi hijau adalah tanaman yang masuk dalam keluarga Brassicaceae atau suku kubis-kubisan dari genus Brassica dan merupakan varian atau subspesies dari spesies atau jenis Brassica rapa yaitu Parachinensis.

Dari keluarganya saja Brassicaceae memiliki 350 genus atau marga termasuk Brassica dan sekitar 2000 spesies atau jenis, belum lagi varietasnya, termasuklah sawi hijau ini. Wow..banyak sekali ya.. Nah keluarga ini dikenali dengan ciri khasnya yaitu bunganya yang memiliki empat kelopak yang menyerupai tanda silang atau salib

Brassica sendiri adalah genus yang memiliki banyak anggota yang mudah ditemui dan tumbuh di negara subtropis. Ga heran kalo di Eropa termasuk Austria adalah gudangnya keluarga kubis-kubisan atau Brassicaceae termasuk genus Brassica ini, dari bermacam jenis brokoli, kol hingga sawi. Sawi terbagi lagi menjadi beberapa macam seperti sawi hijau, kailan dan sebagainya.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai varian ini, terlebih dahulu kita kenalan dengan induk semangnya ya.. yaitu spesies atau jenis Brassica rapa, yang setingkat lebih rendah dari genusnya

Brassica rapa

Brassica rapa dikenal dengan nama sawi bunga. Sawi bunga (Brassica rapa) (menurut Carolus Linnaeus (L), sinonim Brassica campestris) adalah salah satu spesies dari suku sawi-sawian atau kubis-kubisan yaitu Brassicaceae, yang dulu dikenal sebagai Cruciferae.

Spesies ini sangat beragam penampilannya, sehingga diperlukan pengelompokan di bawah spesies (infraspesifik) untuk memperjelas posisi setiap macamnya. Di dalamnya terdapat kelompok sayuran daun (misalnya sawi dan ‘rubsen‘), sayuran umbi (dipanen umbi akarnya seperti sekawanan lobak, turnip), untuk pakan ternak serta penghasil minyak (dari bijinya)

Minyak yang terbuat dari biji kadang-kadang disebut juga canola atau colza, yang merupakan salah satu alasan mengapa kadang-kadang bingung dengan minyak lobak, tetapi ini berasal dari spesies Brassica yang berbeda yaitu Brassica napus. Biji minyak yang dikenal sebagai canola kadang-kadang varietas khusus Brassica rapa (disebut Canola Polandia), tetapi biasanya spesies terkait Brassica napus dan Brassica juncea

Pada abad ke-18, lobak dan varian penghasil biji minyak dipandang sebagai spesies yang berbeda olah Carl Linnaeus yang menamakannya Brassica rapa dan Brassica compestris. Ahli taksonomi abad ke-20 menemukan bahwa tanaman itu berkembang biak saling silang/cross fertile dan dengan demikian akhirnya menjadi milik spesies bersama. Karena lobak dinamai pertama oleh Linnaeus, nama Brassica rapa diadopsi. Maka jadilah mereka satu spesies yaitu Brassica rapa

Demikianlah karena beragamnya penampilan, Brassica rapa akhirnya digolongkan menjadi beberapa kelompok budidaya atau dalam bahasa Inggrisnya Cultivar group atau varietas atau subspesies

Cultivar group

Nah, untuk lebih jelasnya, kita lihat yuk pengelompokan sayur dari spesies Brassica rapa ini

Brassica rapa subsp chinesensis (pakcoy/bokcoy)
Brassica rapa var. glabra (Bomdong)
Brassica rapa subsp oleifera (Field mustard)
Brasicca rapa var parachinensis (sawi hijau)
Brassica rapa subsp pervindis (Komatsuna)
Brassica rapa subsp pekinensis (sawi putih atau petsai)
Brassica rapa var. rapa (turnip)
Brassica rapa var. ruvo/rapifera (rapini)
Brassica rapa var. narinosa (tatsoi)
Brassica rapa subsp. trilocularis

 

Wow.. banyak sekali ya.. Nah dari sekian banyak varietas Brassica rapa ini, sawi hijau paling terkenal di negara kita Indonesia tercinta, namun ga pernah aku jumpai di Austria ini. Aneh kan.. padahal untuk anggota keluarga kubis-kubisan yang lainnya ga terhitung jumlahnya di Austria lho.. Kalo ke supermarket, sayuran yang mendominasi selalu anggota keluarga kubis-kubisan ini, tapi minus sawi hijau. Apa salahnya ya si sawi hijau ini😉

Swai hijau di Indonseia

Di Indonesia, kalo orang bilang sawi, berarti sawi hijau. Tapi masih saja ada yang menyamakannya dengan sawi-sawi lainnya yang disebut sawi juga, seperti sawi sendok maupun sawi kailan atau gailan.
Sawi hijau berbeda dengan sawi sendok yang disebut pakcoy dari varietas chinesensis yang berukuran lebih kecil dan tangkai daun melebar (tidak gilig atau silindris). Sawi hijau juga tidak sama dengan sawi kailan, yang berdaun lebih kaku dan cenderung tidak roset penampilan tanamannya. Ah yang penggemar bakso pasti taulah ya.. nama sawi ini juga adalah sawi bakso, karena sawi ini biasa menjadi pelengkap bakso 😊

Penanaman

Pada umumnya cara menanam anggota dari spesies Brassica rapa termasuklah sawi hijau ini adalah sama, yaitu disemai. Setelah tumbuh 3-4 daun sejati kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu) atau tanam langsung dengan disebar di media tanam. Masa panen adalah 40-60 hari dari biji atau 25-30 hari setelah tanam dari bibit

Mereka mudah dibudidayakan di kawasan tropis, meskipun berasal dari kawasan Cina yang beriklim subtropis. Nah, seharusnya untuk sawi hijau mudah juga ditanam di Eropa ya.. kan sama-sama beriklim subtropis dengan negara asalnya 😊

Kemungkinan ga ditanam dan dibudidayakan oleh bule karena di Eropa jarang ada kuliner Asia yang umumnya menggunakan sawi hijau ini, seperti bakso, mie ayam, mie rebus, mie goreng dan seabrek kuliner lainnya yang nikmat luar biasa

Nah sekarang kita ke pokok bahasan ya.. yaitu sawi hijau

Deskripsi

Ketinggian

Seperti umumnya spesies Brassica rapa, sawi juga merupakan terna, yaitu tanaman yang batangnya tidak berkayu. Sawi adalah terna yang berukuran sedang. Ketinggian tanaman yang juga memiliki nama caisim atau choy sum ini sangat bervariasi, mulai dari 10 cm hingga 40 cm, tergantung pada kondisi pertumbuhan dan varietas.

Akar

Sebagian besar sistem akar ditemukan dalam kedalaman 12 cm dan terbatas pada radius 12 cm

Daun

Keseluruhan tanaman merupakan tanaman tahunan, herba, yang jarang abadi, jarang tumbuh menjadi subkubub. Seluruh tanaman terdiri dari struktur berdaun sederhana atau bercabang saat sudah mendekati berbunga.

Daunnya duduk pada batang yang pendek sehingga membentuk roset, terutama ketika belum berbunga.

Tangkai daunnya panjang, cenderung gilig atau silindris meskipun pada sisi atas (ventral) dapat cekung ke dalam. Memiliki helai daun yang lebar, warna hijau cerah, berbentuk bundar telur (elips atau oval). Daun ini tidak pernah membentuk kepala kompak seperti kol

Bunga

Ketika memasuki tahap reproduksi, batang akan tumbuh memanjang dan daun semakin ke atas semakin mengecil dan diakhiri dengan influoresensi bunga. Berbunga biasanya muncul ketika ada sekitar 7 hingga 8 daun pada tanaman atau saat tinggi mencapai sekitar 20 cm.

Sawi memiliki bunga lengkap yang tersusun majemuk. Pada rangkaian (influorensi) tersusun tandan, kelopak dan mahkota empat helai. Warna mahkota biasanya kuning cerah, meski ada juga yang berwarna putih atau jingga

Buah

Buah-buahan dapat berkembang dari penyerbukan silang atau penyerbukan sendiri dan terskruktur siliqua, yang terbuka pada saat jatuh tempo melalui dehiscence atau pengeringan agar terbuka untuk biji coklat atau hitam kecil yang berbentuk bulat. Buahnya memanjang, yang kering ketika matang dan berbentuk mirip polong namun memiliki dua dauh buah dan disebut siliqua.

Biji

Biji-biji yang dihasilkannya berukuran sangat kecil, berwarna coklat gelap sampai hitam. Dalam satu polong dapat menampung 4 hingga 46 biji. Wow.. banyak sekali ya.. Alhamdulillah.

Meski sawi hijau cepat berbunga di usia yang masih muda, tapi lumayan lama juga lho menunggu mereka dari berbunga hingga matang dan menjadi biji begini 😊 Aku ga sabaran ingin menggantinya dengan tanaman baru, tapi kok ya ga tega gitu 😊 Jadi akhirnya ditunggu aja sampai benar-benar selesai. Lagian alhamdulilllah dapat bibit baru, ga perlu minta kiriman dari kampung halaman.

Nah, karena polong ini mudah terbuka ketika tersentuh, maka kita harus berhati-hati menjamahnya. Jangan sampai tersenggol, bisa buyar isinya dan keluar kemana-mana 😊

Sawi tumbuh paling baik pada tanah dengan tingkat keasaman atau pH minimum 5,6 dan maksimum 7,5

Sawi biasanya dipanen pada usia 40 hari setelah pindah tanam.

Mananam sawi di Austria

Bagaimana menanamnya di Eropa ini khususnya di Austria tempatku bermukim? Nah karena asalnya memang dari negara Cina yang beriklim subtropis, umumnya sawi hijau ga menemui kesulitan juga tumbuh di Austria

Tentunya musim yang cocok untuk sawi hijau tumbuh dengan baik ini adalah musim panas, dimana matahari bersinar dengan optimal. Seperti saat aku menanamnya di musim panas, mereka tidak terganggu dengan keadaan yang timpang untuk pertumbuhan. Bukan rahasia umum kalo musim-musim lainnya apalagi musim dingin, tetumbuhan mengalami kesulitan untuk tumbuh dikarenakan tidak sinkronnya faktor-faktor untuk mereka tumbuh dengan optimal seperti tanah, air, unsur hara dan sebagainya. Misalkan di musim gugur, matahari bersinar cerah ceria, ini sangat baik tapi sayangnya tidak didukung suhu yang bisa berubah tiba-tiba ekstrim menjadi sangat rendah mencapai di bawah 10°C, tetumbuhan bisa stress. Akibatnya ga tumbuh dengan optimal

Saat musim panas, aku menyemai bijinya yang cepat tumbuh hanya selang beberapa hari. Saking mungil bijinya, sampai-sampai dalam satu media berkumpul banyak bijinya dan aku ga bisa memindahkannya lagi satu persatu. Jadilah mereka seperti kejadian aku menanam bayam kemarin, berhamburan biji-bijinya, berkumpul jadi satu pada media tempatnya tumbuh. Alhasil aku harus menunggunya sedikit besar agar dapat memindahkannya ke tempat yang lain agar mereka dapat tumbuh dengan layak dan ga saling sikut 😊

Sawi tidak seperti tanaman kangkung atau pun bayam yang dapat dipanen berkali-kali. Sawi sebaiknya dipanen cukup sekali atau paling banter dua kali. Karena jika tanaman telah mencapai 7-8 helai daun, tangkainya tumbuh meninggi dan selanjutnya berbunga. Pada masa ini produksi daun tidak optimal lagi. Jadi apa lagi yang mau dipanen karena daunnya minim sekali.. selain menunggu mereka berbunga dan berbiji ya😊

Alhamdulillah meski begitu aku merasakan juga akhirnya menikmati sawi hijau hasil menanam sendiiri yang lumayan langka keberadaannya di negara Eropa ini, sekaligus dapat bibitnya karena aku juga menanti pertumbuhan mereka sampai benar-benar tamat riwayatnya (dari biji hingga berbiji lagi, selesai).

Lumayan dapat sepiring dua piring tiap kali panen 😊

Nah begitulah kisahnya pemirsa bagaimana aku bisa menikmati sawi hijau di Austria, yaitu dengan cara menanamnya dan akhirnya bisa panen sekaligus mendapatkan bibitnya

Lanjut lagi yuk 😊

Kandungan nutrisi

Seperti halnya keluarga Brassicaceae yang banyak nutrisi, sawi hijau juga banyak nutrisinya yang baik untuk tubuh kita. Apa saja nutrisinya, yuk pemirsa yang budiman mari kita cek bersama-sama
– Sawi hijau rendah kalori namun kaya serat
– Sawi hijau mengandung sejumlah vitamin yang bertindak sebagai antioksidan seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, beta karoten, asam folat
– Vitamin K juga terdapat dalam sawi hijau
– Sawi hijau mengandung beberapa mineral bermanfaat untuk tubuh seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium, seng, selenium dan mangan
– Sawi kaya akan antioksidan flavonoid, asam lipoat, indoles, sulforaphane, karoten, lutein dan zeaxanthin

Dengan adanya kandungan nutrisi ini, ga salah kalo sawi menjadikan kuliner enak luar biasa saat ditambahkan. Tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita ya pemirsa. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sawi hijau

Manfaat

Kuliner

Sawi hijau sangat populer sebagai sayuran pendamping pada bakso serta beberapa masakan lain. Bagian yang dikonsumsi adalah helai daun dengan tangkainya. Jarang sekali sawi hijau yang juga bernama choy sum yang berarti sayuran ini dimakan sebagai lalapan. Pengolahan biasanya dilayukan atau direbus

Ga perlu lama memasaknya ya agar nutrisinya tetap terjaga. Untuk sayuran pendamping, cukup diguyur kuah yang sedang panas saja, dijamin layu sawinya tapi nutrisi dan kesegarannya tetap terjaga. Begitu juga jika diolah sebagai sayuran lainnya seperti disayur tumis, masukkan sawi terakhir setelah menumis bumbu dan penyedap lain yang dimasukkan seperti udang dan kawan-kawan.

Nah, kalo aku suka dicampur ke bakso atau tekwan, atau disayur tumis dengan tiga bahan utama yang ga pernah ketinggalan, bawang putih, bawang merah dan cabe lengkap dengan penyedap alami yaitu udang 😊

Kalo pemirsa sawi hijaunya dimasak apa?

Manfaat kesehatan

Mencegah penyakit kanker

Sawi hijau merupakan sayuran yang banyak mengandung antioksidan di antaranya alpha lipoic acid atau asam lipoat yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas yang menyerang tubuh, termasuk penyebab kanker. Sawi hijau juga mengandung sulfur glucosinolates yang berfungsi untuk menghambat proses pertumbuhan sel kanker

Mencegah penyakit diabetes

Antioksidan alpha lipoic acid ga hanya bisa mencegah penyakit kanker, tapi juga bermanfaat untuk menekan kadar glukosa darah menjadi lebih rendah, sehingga baik untuk penderita diabetes maupun untuk mencegah penyakit diabetes atau gula darah ini

Menjaga kesehatan tulang

Vitamin K, zat besi dan kalsium yang terdapat dalam sawi hijau bermanfaat untuk kesehatan tulang.

Menjaga kesehatan pencernaan

Swai banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam melancarkan sistem pencernaan dan mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan pencernaan seperti wasir, sembelit bahkan kanker usus besar. Dengan demikian sawi bermanfaat dalam menjaga kesehatan pencernaan

Menjaga kesehatan kulit

Sawi hijau kaya akan antioksidan seperti vitamin C, dan juga vitamin A serta vitamin E yang baik untuk menjaga kesehatan kulit, apalagi kulit wajah ya 😊menjadikan wajah yang segar, bersih, berseri sepanjang hari dambaan kaum wanita

Membantu proses detoksifikasi tubuh

Sawi hijau kaya akan kandungan serat yang baik dalam membersihkan racun yang ada pada pencernaan. Begitu juga dengan zat klorofil dalam sawi berperan dalam pengeluaran racun lainnya

Demikianlah beberapa manfaat luar biasa sawi hijau untuk kesehatan, MasyaAllah alhamdulillah. Jadi bagus nih sawi hijau menjadi menu andalan keluarga.

Ok deh pemirsa. Sekian dulu edisi kali ini mengenai sayuran Indonesia yang mudah tumbuh di Austria dan manfaatnya untuk kesehatan dan segala pernak perniknya. Semoga ada manfaatnya untuk kita semua ya

Sampai berjumpa kembali

Schreibe einen Kommentar