Pepohonan dan tanaman semak liar dengan buah-buahnya yang lebat mewarnai musim panas di Austria

Musim panas menyisakan banyak kenangan. Di antaranya adalah menikmati keindahan pemandangan musim panas di area tempat tinggal kita. Asyiknya menikmati pemandangan ini adalah di sore hari, dimana suami selesai dari pekerjaannya dan memiliki waktu untuk jalan-jalan mengitari area lingkungan tempat tinggal kita yang masih segar dan asri.

Jalan-jalan menikmati sore yang cerah di musim panas bagaikan terapi mengademkan jiwa, penambah semangat dan semakin mensyukuri anugerah Ilahi. Asyiknya seperti kembali abegeh menelusuri setiap sisi jalan sambil menikmati keindahan alam ciptaan Allah yang Maha Kuasa, melalui jalan setapak dengan ladang gandum di sekitarnya, melalui padang rumput dengan bunga-bunga liarnya yang cantik, ungu, putih dan biru

Musim panas menyisakan kenangan yang tak terlupakan. Kenangannya terpatri hingga kini, bahkan yang masih terlihat jelas hingga musim dingin nanti. Seperti buah-buah mungil nan cantik berwarna merah cerah ceria yang bergerombol memenuhi setiap ruang pepohonan. Semakin mempercantik pepohonan itu sendiri dengan warna-warna segar cerah ceria, hijau dedaunan berpadu dengan buah-buah mungil merah yang juga cerah ceria, semakin membuat siapapun jatuh cinta melihatnya. Padahal mereka adalah buah-buahan yang tidak bisa dimakan kita umat manusia lho..

Kenapa kita bela-belain menanamnya kalo ga untuk dimakan ya.. Nah.. alasannya yang sahih adalah karena pepohonan ini sangat cantik menawan dengan buah-buahnya yang merah cerah ceria ini semakin menambah semarak suasana sekitar. Kalopun buah-buahnya ga dimakan oleh kita, ada sekawanan hewan yang menyukainya, menjadikannya mainan yang menyenangkan, seperti burung. Selain sebagai mainan yang menyenangkan, bisa menjadi cemilan yang menyehatkan. Pepohonannya yang kokoh dan tangguh menjadi tempat berkumpul mereka, bermain dan bercanda ria, kalo diibaratkan manusia, seperti arisan emak-emak RT atau kumpul keluarga ya 😊

Di musim gugur dan musim dingin, dimana tetumbuhan merontokkan daun-daunnya dalam upaya menghemat energi, buah-buahan ini luput dari rontok dan masih segar saja dengan warnanya yang dominan merah ceria. Salju yang turun ke bumi kadangkala terperangkap di pepohanan dan buah-buahnya yang cantik ini, semakin menambah anggun mereka. Dari jauh seperti es krim berteman ceri 😊

Nah, selain itu, di saat musim panas kemarin, ada juga yang ga luput dari perhatian ane yaitu pepohonan yang berbuah dengan lebatnya, begitu juga tanaman semak-semak. Sambil menikmati keindahan pemandangan sekitar, sesekali menyentuh tanaman yang tak bertuan ini, yang berbuah dengan lebatnya. Buah-buahnya bebas diambil karena memang ditujukan bukan untuk kebutuhan komersil. Jangan kuatir ga kejangkau kita orang Indonesia yang perawakannya di bawah rata-rata warga bule yang tinggi besar ya. Karena meskipun pepohonannya tinggi menjulang, tapi pepohonannya ini berbuah kemana-mana hingga ranting paling rendah yang menjuntai manjah menyapu jalan. Wow.. menyenamgkan ya 😊

Untuk mengenal mereka lebih dalam, yuk permirsa mari kita sama-sama telusuri mereka satu persatu

Plum

Pepohonan ini biasanya berada di pinggir jalan, tumbuh berbaris beraturan di beberapa ruas jalan, di bawah jembatan dan tempat pejalan kaki yang aman dari lalu lintas kendaraan. Pepohonan ini ada yang sengaja ditanam, ada yang dibiarkan tumbuh sendiri hingga besar dan beranak pinak lho.. Selama tidak mengganggu pemandangan dan merepotkan orang-orang, kenapa ga.. Biarkan saja mereka tumbuh.. 😊

Pepohonan dari genus Prunus ini menghasilkan buah yang ga kalah lebatnya dengan pepohonan yang buahnya ga bisa dimakan umat manusia. Sama berwarna merah cerah ceria kalo matang. Sebelum matang, buahnya berwarna hijau dan kuning. Perpaduan warna-warna ceria ini menambah semarak suasana sekitar. Nah, kalo pepohonan ini buah-buahnya bisa dimakan lho.. malah menjadi salah satu buah yang elit di Austria, salah satu contohnya adalah buah plum. Awalnya ane mengira mereka adalah buah apel yang masih kecil-kecil. Tapi kok kecil-kecil dah merah merona ya? 😊

Mereka berbuah dengan lebatnya. Nah, kalo ga ada yang memetiknya, kasihan dong buah-buah ini hanya berjatuhan saja tanpa ada yang sudi memungutnya. Tapi ternyata bisa bersih juga lho. Kemungkinan besar yang menikmatinya adalah sekawanan hewan seperti burung-burung liar yang memang banyak di Austria ini 😊

Blackberry

Selain pepohonan plum yang dibiarkan tumbuh, ada juga semak-semak yang dibiarkan tumbuh. Ukurannya ga sampai 2 meter, jadi cukup mudah dijangkau tangan ane warga tropis ini. Ga perlu jinjit karena terlalu tinggi ya 😊Dialah tanaman blackberry yang bergenus Rubus.

Blackberry yang tumbuh tanpa dipelihara ini memang berbeda dengan yang dipelihara dengan sengaja di pekarangan rumah penduduk dengan buahnya dan batangnya yang lebih teratur, apalagi yang benar-benar dipelihara untuk keperluan komersil.

Bulir-bulir buahnya yang berkumpul jadi satu membentuk satu kesatuan buah blackberry yang disebut buah agregat, agak sedikit lebih besar dari yang biasa dibudidayakan di lahan khusus. Warnanya ga begitu menggoda, ga mengkilat banget bak porselen layaknya buah blackberry di supermarket terkenal. Rasanya juga ga manis-manis amat 😊

Meski begitu, gizinya jangan ditanya.. Pastinya berlimpah dan aman ya.. karena mereka adalah produk alami tanpa perawatan khusus apalagi pupuk untuk menjadikannya cantik menawan

Tanaman blackberry tumbuh dengan suburnya. Bunga-bunganya yang putih bermekaran menambah cantik penampilannya, berpadu dengan buah-buahnya yang matang berwarna ungu kehitaman. Karena tanaman semak-semak, tumbuhnya ga pilih-pilih tempat. Kadang-kadang tumbuh di tengah-tengah jalan yang membelah jalan menjadi dua dan di sisi kiri kanan jalan

Raspberry

Selain blackberry, ada lagi tanaman semak-semak dengan buahnya yang merah ceria cukup mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan dan di tempat pejalan kaki yang jauh dari lalu lintas kendaraan, bahkan di pinggiran ladang gandum. Dialah raspberry, yang juga sama seperti blackberry bergenus Rubus.

Namanya juga ga dipelihara khusus ya, buah-buahnya agak sedikit lebih mungil, tapi warnanya yang merah ceria tetap menggoda iman-untuk menyentuh maksudnya 😊

Tapi harus berhati-hati kalo mau memetiknya karena mereka punya ranjau yang cukup ampuh membuat siapa pun yang menyentuhnya kaget luar biasa. Batangnya memiliki jarum-jarum yang sangat mungil, yang hampir tak kasat mata tapi tajam setajam silet. Kalo tersentuh, alamak.. pedihnya luar biasa seperti ditusuk-tusuk, belum lagi gatalnya 😊 Lumayan bikin kaget kulit yang kontan merah merona.

Meski begitu, buahnya sama seperti yang ditanam secara sengaja dan yang dijual di supermarket-supermarket elit, karena memang mereka masih satu jenis, hanya tumbuh liar saja. Rasanya buahnya manis sedikit asem, ga kalah rasanya sama raspberry gedongan 😊

Akan tetapi, kita harus bisa juga membedakan mana tanaman rasberry liar yang buah-buahnya bisa dimakan dan yang benar-benar dinyatakan liar yang buahnya ga bisa dimakan manusia ya.. Seperti tanaman raspberry yang satu ini, yang memang bandel, tumbuh tanpa minta ijin dan menguasai pot-pot tanaman kesayangan ane. Tumbuhnya juga luar biasa suburnya melebihi tanaman yang benar-benar dipelihara 😊 Ga tau darimana mereka datangnya, tau-tau dah tumbuh manis aja di pot-pot kembang ane 😊 Awalnya ane seneng banget ada tanaman raspberry tumbuh di pot-pot ane, tapi saat suami bilang itu tanaman liar yang buahnya ga bisa dimakan, terpaksa ane singkirkan mereka untuk memberi tempat tanaman lain yang mau tumbuh. Sayang banget sih sebenarnya.. apalagi mereka tumbuh subur banget.

 

Nah, demikianlah pemirsa beberapa tanaman liar yang buah-buahnya cantik dan bisa dimakan umat manusia yang memeriahkan suasana musim panas kemarin di Austria, negara dimana tetumbuhan layak tumbuh dengan bebas dan tenang tanpa perlu dibabat 😊

Sampai jumpa di edisi selanjutnya

Schreibe einen Kommentar