Gardenia, tanaman kacapiring yang elit di Austria yang berseri di musim semi

Ini adalah kisah dimana ane menjumpai di Austria untuk pertama kalinya bunga yang biasa ane jumpai di Indonesia. Berawal dari suatu sore di akhir pekan sepulang kerja, suami membawakan ane sepot mungil tanaman dengan bunganya yang berwarna putih sedang mekar dengan indahnya. Wah.. senangnya ane tiada tara. Aaa.. bisa aja suami ngasih ane kejutan, romantis juga ternyata. Thank you baby 😊

Saat ane perhatikan dengan seksama,  ane suprais banget. Lha ini kan bunga kaca piring yang sangat terkenal di tanah air itu ya.. Emak ane juga memelihara kacapiring di kampung halaman. Bedanya kalo di Austria yang suami bawa ini ada dalam pot seperti dibonsai, kacapiring punya emak tumbuh beranak pinak  di halaman rumah 🙂

Bagaimana ane bisa tahu? Selain karena bunga ini ga asing lagi untuk ane, ada keterangannya yang memastikan kalo ini adalah kaca piring, di karton mungil seukuran kartu ATM yang ditancapkan di pinggir pot, yaitu gardenia- Lengkapnya gardenia jasminoides, yang adalah nama lain dari kacapiring ini.

Bisa juga mereka tumbuh di negara Eropa ya.. Ternyata pemirsa, kalo di Indonesia kaca piring merupakan tanaman yang biasa-biasa saja, maka di Eropa merupakan salah satu tanaman elit. Ane bisa lihat dari keterangan di karton mungilnya, kalo mereka merupakan kelas premium alias kelas elit. Mungkin karena tanaman ini langka di Eropa dan pemeliharannya pun harus telaten banget ya..

Masih menurut keterangannya, kacapiring harus diletakkan pada suhu yang hangat hingga 25°C. Nah, masalahnya saat suami membeli tanaman ini, pas sedang musim dingin. Apakah mereka bisa hidup dengan cuaca seperti ini ya?

Seperti biasanya, tanaman yang dibawa ke rumah dari toko dan dipelihara di dalam rumah agak kaget sedikit. Bunganya yang putih bersih mekar berseri hanya bertahan 3 hari, kemudian menguning. Daun-daunnya yang mengkilap juga sedikit rabun dan suram. Suami tanya ke ane kenapa.. Ane awalnya agak kaget juga. Kok cepat sekali mekarnya kemudian layu ya.. Biasanya kan bunga-bunga mekar minumal seminggulah ya.. Lha kok ini baru 3 hari dah lemes aja 🙁

Ane berusaha menghibur diri, mungkin dah saatnya layu dan bilang mungkin juga sedikit kaget menghuni tempat yang baru. Apalagi saat itu adalah musim dingin, musim dimana kebanyakan tanaman mati suri alias istirahat panjang dari segala aktivitas guna menghemat energi agar ga mati mendadak. Nah si kaca piring kok malah beraktivitas, berbunga ya? 😊 Jadi dimaklumi aja kalo si kacapiring ini kaget di tempatnya yang baru dengan suhu musim dingin. Atau bisa jadi gerah karena kita menghidupkan penghangat ruangan

Setelah rutin menyiramnya termasuk daunnya yang suram ane perciki air satu persatu dan dijauhi dari penghangat ruangan kalo malam hari,  perlahan tapi pasti beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, mulailah kacapiring agak segar bugar. Akhirnya pemirsa, beberapa putiknya pun ikut mekar seiring berjalannya waktu

Nah, memasuki musim semi kacapiring semakin menampakkan kecantikannya. Bodinya mulai segar kembali seperti bangkit dari tidurnya yang panjang. Apalagi di saat musim semi seperti sekarang ini. Daun-daunnya yang awalnya tumbuh kecil-kecil dan kriwil-kriwil, begitu juga bunga-bunganya yang mekar yang seperti ga berpola kurang asupan gizi, berganti dengan dahsyatnya, seperti disuntik hormon aja.. Kaget ane, mak 😊

Daun-daunnya tumbuh dengan sehat normal dan lebar, begitu juga bunga-bunganya yang mekar dengan sempurna. Senang rasanya sehari-hari berteman mereka dengan bunga-bunganya yang mekar tanpa jeda 😊

Ternyata rata-rata perilaku tanaman yang baru dibeli dari toko yang nampak cantik kemudian kaget dan ga karuan bodinya saat dipelihara di dalam rumah memang begitu. Ini merupakan salah satu upaya mereka dalam menyesuaikan diri di lingkungannya yang baru juga di musim yang baru. Jadi jangan buru-buru divonis mati dia dan masuk tong sampah ya pemirsa😊

Dengan adanya kacapiring si pendatang baru hadiah dari suami, bertambah pula piaraan ane yang turut meramaikan suasana di rumah 🙂 Dari tanaman lidah mertua, cabe-cabean, kaktus,  dianthus hingga kaca piring alias gardenia

Ane jadi semangat nih mengenal lebih dalam tanaman dengan bunganya yang harum semerbak mewangi sepanjang hari ini. Pengen tau aja kenapa kaca piring yang identik dengan tanaman tropis dan ada di hampir seluruh wilayah Indonesia ini bisa melanglang buana hinga ke seberang benua. Apakah tanaman ini memang asli tanaman tropis khususnya Indonesia ya? Apakah kaca piring ini memang bisa hidup di Eropa yang memiliki 4 musim ini? Kalo bisa, bagaimana cara pemeliharaannya ya? Dan seabrek pertanyaan lainnya. Pemirsa pengen kenal juga.. yuk mari sama-sama kita eksplor tanaman dengan bunga cantiknya ini 😊

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Gardenia
Spesies : G. agusta

Nama binomial :
Gardenia augusta
(L) Merr

Sinonim
G. jasminoides Ellis
G. florida L:
G. grandoflora Sleb
G. maruba Sieb. Et Zucc.
G. pictorum Hassk
G. radican Thunb
Varneria augusta L

Kacapiring atau Kaca Piring (Gardenia augusta) atau cape melati, cape jessamine atau jasmin adalah tanaman semak atau perdu tahunan dari keluarga suku kopi-kopian atau Rubiaceae. Bunganya berwarna putih dan sangat harum. Di luar negeri namanya adalah gardenia, yang bernama sama dengan genusnya, Gardenia

Kacapiring atau gardenia ini memang masuk dalam tanaman berbunga genus Gardenia, yang memiliki 140 spesies atau jenis seperti yang diakui The Plant List hingga Maret 2014 😊 Wow.. banyak banget ya..

Tanaman kacapiring juga dikenal dengan nama binomial Gardenia jasminoides yang berarti seperti melati, meski tidak ada hubungannya dengan genus atau marga Jasmimum (melati). Nah, ternyata ada kisahnya nih..

Kaca piring dengan nama Gardenia jasminoides dideskripsikan pertama kali oleh ahli botani Inggris John Ellis pada tahun 1761, setelah dibawa ke Inggris pada tahun 1750-an. Kemudian tanaman ini memperoleh keterkaitan dengan nama melati karena ahli botani dan seniman Georg Dionysius Ehret menggambarkannya dan menanyakan apakah itu melati karena bunganya menyerupai tanaman yang terakhir (jasminoisde). Akhirnya nama Gardenia jasminoides ini melekat dan hidup sebagai nama umum dan julukan ilmiah. Nama G. augusta dari Linnaeus dinyatakan tidak valid atau kalah pamor, meski tetap digunakan sampai sekarang bersama nama sinonim kacapiring lainnya 😊

Nah, kalo untuk nama umum cape jasmine dan cape jessamine ini ada kisahnya juga, konon berasal dari kepercayaan sebelumnya bahwa bunga tersebut berasal dari Cape of Good Hope, Afrika Selatan

Kacapiring diyakini berasal dari Asia dan paling sering ditemukan tumbuh liar di Vietnam, Cina Selatan, Korea, Taiwan, Jepang, Myanmar, India dan Bangladesh. Bunga ini juga banyak digunakan di kebun di daerah beriklim tropis dan subtropis yang hangat, dan digunakan sebagai tanaman hias di daerah beriklim sedang karena daunnya yang hijau mengkilap dan bunga musim panas yang sangat harum.

Bunga ini diperkenalkan ke taman Inggris pada pertengahan abad ke-18. Adalah James Gordon dari Mile End yang menyebarkannya pertama kali di Inggris pada bulan Agustus 1757 dan terjual dengan baik laris manis sesudahnya.

Di Amerika Serikat tanaman ini tumbuh pertama kali pada tahun 1762 di taman Charleston Alexander Garden, yang telah pindah ke sana 10 tahun sebelumnya.

Dalam budidaya Inggris, G jasminoides telah memperoleh Penghargaan Taman Perkebunan dan Royal Horticultural Society. Banyak varietas yang dibiakkan untuk hortikultura dengan bentuk yang tumbuh rendah, besar dan berbunga panjang

Nah, ternyata kacapiring bukan tanaman kemarin sore di Eropa ya 😊 Terbukti kacapiring telah menghuni bumi Eropa beratus-ratus tahun yang lalu, tepatnya di pertengahan abad ke-18, malah mendapatkan penghargaan yang diakui dunia internasional pula  😊

Bagaimana dengan Indonesia? Kacapiring sangat populer di Indonesia dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, sehingga dikira bunga asli Indonesia. Tetapi ternyata kacapiring bukan asli dari Indonesia lho. Menurut riwayatnya, kacapiring berasal dari Cina dan menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia di pertengahan abad ke-18

Nah, demikianlah biodata dan sejarah singkatnya. Sekarang bagaimana dengan fisiknya ya. Yuk pemirsa mari kita cek bersama-sama lagi 😊

Kacapiring umumnya merupakan perdu tegak dengan tinggi 1-2 m, meski ada juga yang telah mengalami naturalisasi dengan kultivarnya yang telah dikembangkan, setinggi hanya 15 hingga 45 cm. Contohnya adalah Gardenia ‚‘Radikan‘ termasuk kaca piring mungil di rumah 😊

Batangnya berkayu, bercabang, ranting mudanya terlapis lilin dengan warna hijau kecoklatan

Daun kacapiring berwarna hijau tua sepanjang masa berbentuk bulat telur sungsang dengan ujung dan pangkal yang meruncing dan dengan vena yang menonjol. Tepi daun rata dengan permukaan daunnya licin dan mengkilap dan bertangkai pendek. Daun berukuran panjang 4-13 cm dan lebar 2-5 cm. Wow.. besar juga ya 😊

Bunga-bunga kacapiring sangat khas, berwarna putih tunggal, bertangkai pendek dan muncul dari ujung ranting. Bunga berwarna putih memiliki struktur matteyang tersusun hingga belasan helai, berbeda dengan daunnya yang mengkilap. Bunganya bisa cukup besar lho, berdiameter hingga 10 cm, berbentuk longgar dan bentuk ganda. Wow.. seru banget ya..

Berbunga di musim panas dan musim gugur, mereka adalah bunga yang paling harum dari semua bunga. Mereka diikuti oleh buah kecil dan lonjong, berkulit tipis dan memiliki banyak biji

Banyak kultivar kacapiring atau gardenia ini telah dikembangkan, dimana bentuk bunga ganda adalah yang paling populer. Contohnya adalah G ‘Radikan‘ yaitu gardenia penutup tanah yang tumbuh rendah mencapai 15-45 cm dan menyebar hingga selebar 1 meter. Wow.. super sekali ya pemirsa 😊 Kemdian ada lagi kultivar berbunga ganda yaitu G. ‘Fortuniana‘ dan G. ‘Misteri‘

Kacapiring merupakan tanaman berbunga yang sensitif, lokasi dan perawatan yang sesuai harus diperhatikan agar kacapiring dapat tumbuh dengan baik. Pemilihan lokasi penanaman juga harus tepat, yaitu lokasi dengan kelembaban yang tinggi dan sinar matahari yang cukup. Gardenia memang lebih menyukai sinar matahari tidak langsung cerah atau teduh parsial

Sebagai tanaman subtropis, tanaman ini tumbuh subur dalam suhu hangat di atas 5°C (41°F) di lingkungan yang lembab. Dengan kondisi ini, gardenia agak sulit di daerah beriklim sedang, makanya gardenia dibudidayakan sebagai tanaman hias di rumah kaca. Meski demikian, di tempat yang hangat, ia bisa ditanam di luar ruangan. Kacapiring juga toleran terhadap tempat yang teduh.

Selain ditanam di area terbuka, kacapiring juga tumbuh baik dalam ruangan jika ditanam dalam pot, seperti kaca piring milik ane, biar ga ada gangguan di luar yang bisa menghempaskannya, seperti angin kencang atau panas 😊

Gardenia juga perlu ditanam di tanah yang asam. Jika tanah cukup asam, banyak unsur hara terutama senyawa besi tidak akan tersedia untuk tanaman karena tidak akan encer dalam air, sehingga tidak akan diserap oleh akar. Jika ini terjadi, gardenia mulai mengembangkan klorosis, yang gejala utamanya adalah daunnya menguning

Budidaya dan perbanyakan tanaman ini bisa menggunakan biji, cangkok dan stek batang. Pertumbuhan kacapiring lebih cepat jika ditanam dengan cara stek dibandingkan dengan biji. Kacapiring yang ditanam dengan stek dapat mekar dalam waktu satu tahun, sedangkan jika ditanam dengan biji memerlukan waktu 2 sampai 3 tahun

Kacapiring memerlukan penyiraman secara teratur. Hindari membasahi daunnya, ada baiknya disiram di area akar. Nah, ini ane baru tau juga. Kemarin sempat diperciki ma air saking ga tega melihat daun-daunnya yang hijau suram kurang mengkilat. Alhamdulillah kaca piringnya ga ngambek berat ya 😊

Kemudian jangan lupa pangkas bunga yang telah layu dan daun-daun atau ranting-ranting yang telah mati. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas baru sehingga tanaman siap memasuki masa pertumbuhan. Selain itu, menjadikan penampilan tanaman nampak bersih, rapi dan cantik. Untuk yang satu ini, sudah ane kerjakan juga untuk alasan tersebut. Karena lumayan juga ya saat pertama kali tinggal di rumah, dalam beberapa hari daun-daun kaca piring rontok dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru

Nah bagaimana dengan manfaat tanaman dengan bunga putihnya yang cantik ini? Tanaman kacapiring terkenal sebagai tanaman hias yang menghiasi luar ruangan seperti halaman rumah dan taman, maupun di dalam ruangan di pot-pot kembang. Bunganya yang cantik harum merupakan komoditas bunga potong, digunakan dalam karangan bunga dan korsase. Daunnya bisa digunakan sebagai obat sariawan dan akarnya sebagai obat sakit gigi

Selain itu, buah kacapiring dapat dimanfaatkan juga lho, baik sebagai bahan pewarna maupun pengobatan.  Buahnya mengandung crocin (salah satu jenis karotenoid), yang berwarna kuning cerah seperti yang terdapat pada safron. Buah juga mengandung iridoid genipin dan asam geniposidic. Buah yang kering merupakan bahan pewarna. Di Jepang, bahan pewarna dari kacapiring digunakan untuk pencelupan tekstil dan pewarna kue tradisional (wagashi) dan asinan lobak (takuan). Buahnya dalam pengobatan Cina digunakan untuk mengobati kondisi demam tertentu

MasyaAllah, alhamdulillah.. Ternyata banyak juga manfaat tanaman kacapiring ini ya. Ga salah kalo Eropa (baca: Austria) menjadikannya tanaman berkelas 😊

Nah, demikian pemirsa edisi kali ini mengenai tanaman kacapiring dengan bunganya yang sangat harum di antara semua bunga, yang menjadi tanaman elit di Austria, yang berseri di musim semi ini, berikut perawatannya dan manfaatnya untuk manusia

Sampai jumpa di edisi selanjutnya 😊

Schreibe einen Kommentar