Di Austria, burung liar tidak kelaparan selama musim dingin

Musim dingin ga hanya dirasakan umat manusia aja, tapi segenap mahluk hidup. Seperti berbagai jenis burung pipit yang sering hinggap dan bermain di pepohonan samping balkon rumah tempat tinggal ane di Austria ini.

Pada awal-awal musim dingin ane sempat kehilangan mereka. Ane merasa seperti ada sesuatu yang hilang, ternyata rombongan burung pipit ini. Biasanya sejak matahari terbit pagi-pagi sekali ane sudah mendengar suara mereka berkicau. Entah apa yang mereka perbincangkan, tapi yang pasti mereka nampak bahagia 😊

Kadang kalo lagi beruntung, ane ga hanya ngeliat burung pipit klasik aja yang identik ma warna coklat, tapi beraneka warna, campuran warna biru, kuning, dan putih. Tidak hanya burung-burung mungil aja. Sekali dua kali ane ngeliat burung yang agak besar nangkring di pepohonan itu, ga banyak hanya 2 ekor, nampaknya mereka sedang berpacaran, sedikit malu-malu dengan jarak sekitar 1 meter dari ranting-ranting pohon. Yang lain ga ikut ganggu, sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Mereka selalu datang dan pergi. Kayaknya mereka punya grup masing-masing. Saat rombongan A pergi, datang rombongan B. Begitu seterusnya. Kadang kalo lagi ramai-ramainya, bisa beberapa rombongan datang ke pepohonan itu. Arisan kali ya mereka 😊

Burung-burung di tempat ane tinggal merupakan burung liar yang mungil dan lucu. Jadi segar juga melihat dan mengamati tingkah laku mereka. Tapi bukan perkara mudah untuk memfoto mereka. Mereka ga suka selfi. Padahal ane dah silent suara hp ane biar ga ganggu mereka. Tapi mereka selalu tau dan pergi berombongan dengan tiba-tiba. Ane tanya ke suami kenapa burung-burung di sini ga seperti di Wina.

Burung-burung di Wina kebanyakan burung merpati yang agak lebih besar itu bahkan berani nyosor masuk ke stasiun dan ikut bersama ane dan suami beli roti untuk makan siang 😊Burung-burung di Wina lebih jinak dan berani karena mereka biasa kontak dengan manusia dan kehidupannya. Beda kalo di tempat ane dah kecil, lincah, ga kontak ma manusia, susah lagi diajak selfi, maunya bebas 😊

Nah, saat beberapa hari usai salju berhenti setelah sebelumnya hujan salju terus menerus, datanglah matahari menyinari area tempat ane tinggal. Sangat cantik, salju putih bersih berkilau ditimpa sinar matahari. Tiba-tiba rombongan burung pipit datang ke pepohonan di samping balkon rumah ane. Ramai banget hiruk pikuk mereka. Seneng itu ane 😊 Haiii.. kemana aja kalian?

Pepohonan yang telah menjadi ranting-ranting kering ini merupakan kamp para burung.Tapi pepohonan yang kering kerontang ini ga mati lho, kata suami pepohonan ini hanya kehilangan energi selama musim dingin. Nanti kalo musim semi akan tumbuh lagi. Biasanya ane ga terlalu merhatiin pepohonan ini, ane hanya fokus pada tingkah laku para burung. Mereka tau aturan juga. Kalo menjelang maghrib kamp telah sepi. Tapi kali ini ane merasa ada sesuatu yang lain lagi. Ternyata sesuatu itu adalah bungkusan berwarna hijau yang terdapat di ranting-ranting pohon juga pagar pembatas rumah ane.

Ane tanya ke suami apa itu. Kata suami itu adalah makanan burung. Burung juga punya rasa, punya hati lho 😊Selama musim dingin burung-burung kesulitan untuk mencari makanan. Dan ini adalah bentuk perhatian manusia menyediakan makanan ke mahluk hidup ciptaan Allah yang juga butuh makan untuk bertahan hidup. Ga ada yang maksa dan menggerakkan warga untuk kasih makan burung. Ini sudah kebiasaan warga di sini bahkan mungkin se Austria memberi makan burung, meskipun burung itu liar, bukan peliharaan mereka.

Isi dalam bungkusan itu berupa kacang-kacangan dan biji-bijian, ada juga kuaci. Kemasan bungkus mini ini tersedia dan dijual di supermarket, bahkan ada dalam kemasan jumbo lho.. Ga tanggung-tanggung dalam kemasan plastik seberat 5 hingga 10 kg. Seperti sekarung beras aja kalo di tanah air ya 🙂 Makanan burung ini sudah tersedia bahkan sebelum musim dingin tiba.

Nah kalo yang isi kuaci sekarung itu sempat bikin ane terpana saat dari jarak beberapa meter ane liat oma-oma belanja ini di supermarket. Banyak amat ya oma ngemil kuaci. Kita beli jugalah, kata ane sama suami karena tau suami hobi kuaci. Eh itu bukan untuk kita, untuk burung lagi, seru suami 😀

Ok, lanjut ke makanan burung ya..

Makanan burung yang diletakkan ini ga hanya ane temui di samping rumah kita aja. Di samping rumah tetangga yang juga memiliki pepohonan tempat bermain burung juga ga luput dari perhatian warga. Burung-burung ini jadi ga kelaparan karena tersedia makanan selama musim dingin

Alhamdulillah ya, mulia benar hati para dermawan yang berbuat kebaikan untuk mahluk hidup lainnya 😊

Schreibe einen Kommentar