Pepaya sekilo di Austria 65 ribu rupiah, bisa menurunkan kolestrol lho

Liburan telah usai, saatnya emak-emak kembali ke rutinitas sehari-hari😊Kali ini seperti biasa ke supermarket beli kebutuhan pangan ditemani suami. Kenapa dengan suami, karena suami yang lebih menguasai medan perbelanjaan. Baik supermarket yang nyaman dan strategis untuk didatangi, maupun produk-produk yang halal atau tidaknya dan terutama bahasa😊Mending kalo produknya ada dan kita tau meski namanya dalam bahasa Jerman ga tau, kalo musti keliling dulu nyari nyari produknya, belum lagi ga tau namanya dalam bahasa Jerman, kan rempong ya pemirsa,. Mo tanya sesama pembeli sama aja ga ngerti, kan kebanyakan emak-emak taunya ya bahasa emaknya, Jerman, bahasa Inggris mana tau mereka, itu bahasanya anak muda😊

Biasanya saat kita masuk ke supermarket yang kali pertama dilewati adalah bagian minuman dan cemilan kemudian buah-buahan. Seperti biasa buah ga pernah ketinggalan ya jadi target belanjaan, maklum di musim dingin begini musti banyak makan buah. Di sini tersedia dari produk lokal maupun mancanegara, juga produk bio maupun bukan bio. Produk bio adalah produk yang dihasilkan dari tanaman yang ditumbuhkan secara alami, tanpa bahan kimia seperti pupuk dan insektisida.. Karena hanya mengandalkan kemampuan sendiri untuk tumbuh, sementara dituntut agar menjadi cantik😊 maka produk bio ini menjadi lebih mahal karena perawatannya yang ekstra hati-hati.

Nah, saat lagi asik liat produk buah-buahan, ane ga sengaja melihat pepaya. Sungguh kejutan banget buat ane. Produk ini lumayan mahal kalo ukuran Indonesia ya. Sekilonya  dari 3,99 Euro ke 4,49 hingga 5,99 Euro yang kalo dirupiahin dengan kurs rupiah sekarang adalah 65 ribu rupiah ke 76 ribu rupiah hingga 101 ribu rupiah. Wow..

Karena bukan tanaman asli Austria, namanya tetap pake bahasa Indonesia Papaya, kalo jamaknya Papayas. Ngomong-ngomong ternyata kata pepaya bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi Belanda, Papaja, yang pada gilirannya Belanda mengambil nama ini dari bahasa Arawak juga, bahasanya orang Amerika Selatan di kepulauan Karibia. Tapi apa emang benar ya nenek moyang kita make nama pepaya ini dari bahasa Belanda 😊 Kalo ane kadang menyebut buah ini dengan kates, sama dengan bude tetangga sebelah di kampung halaman😊Buah ini produk impor lho.. jauh diimpor dari Brasil sana, di daratan Amerika Selatan. Kenapa ga diimpor dari Indonesia aja ya, sama juga jauhnya kali.. coba diimpor dari Indonesia, kaya kita😊

Pepaya ternyata bukan tanaman asli Indonesia, tapi berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di daerah tropis.

Pepaya jadi obat kangen ane di negeri orang😊 Kenalan yuk ma buah pepaya

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom: Viridiplantae

Infra Kingdom: Streptophyta
Super Divisi: Embryophyta
Sub Divisi: Spermatophytina
Kelas: Magnoliopsida
Super Ordo: Rosanae
Ordo : Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica L
Spesies: Carica papaya L

Dalam 100 gr pepaya mengandung 43 kalori ; lemak 0,3 g; Natrium 8 mg; Kalium 182 mg; total karbohidrat 11 g; serat 1,7 g; gula 8 g; protein 0,5 g; serta mineral lainnya seperti kalsium, besi, magnesium, fosfor, zink dan selenium. Buah pepaya juga banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan asam folat.

Hampir seluruh bagian pepaya berguna untuk kita. Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran. Daging buah setengah matang biasanya untuk emak-emak yang lagi ngidam, dibikin rujak😊 atau untuk campuran koktail buah, kalo bahasa kampungnya es buah 🙂

Kalo ga melanggar dunia peresepan salad di sini, boleh dong ane bikin salad buah juga.. Daging buah yang matang dimakan segar atau untuk anak muda atau emak-emak yang pengen awet muda selalu dan wajahnya kinclong, boleh tuh dibikin masker😊.Dapat juga diolah menjadi jus, selai, dodol, jeli dan  hancuran buahnya untuk dressing dan marinade.

Tidak hanya dapat menikmati segarnya makan buah pepaya yang bikin galau hilang, buahnya juga bermanfaat untuk kesehatan. Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten, betacryptoxanthin, lutein dan zeaxanthin.

Betakaroten merupakan provitamin A yang sangat ampuh untuk menangkal radikal bebas. Sedangkan betacryptoxanthin, lutein dan zeaxanthin lebih berperan sebagai antioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif. Buah pepaya banyak mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, memperlancar pencernaan bagi yang sembelit karena kandungan serat dalam pepaya yang lumayan. Komposisi mineral dalam pepaya yang bagus, tinggi kalium dan rendah natrium, bermanfaat untuk mencegah terjadinya hipertensi.

Selain buahnya, pepaya dapat dimanfaatkan bijinya. Sejak lama biji pepaya dikenal masyarakat di Indonesia sebagai obat cacingan. Bisa juga untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah lho! Menurut dokter Wahyu Triasmara, biji buah pepaya bermanfaat sebagai antioksidan dalam darah karena dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL serta meningkatkan kadar HDL. Biji pepaya memiliki efek hipolipdemia untuk terapi hiperlipdemia yang disebabkan oleh kadar lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi karena ekstrak biji tersebut mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon dan antosianin. Menurutnya biji pepaya dapat dikonsumsi dengan cara diblender dan disajikan seperti membuat jus, ataupun dengan cara diseduh seperti menyeduh kopi setelah terlebih dahulu dikeringkan dan diblender

Pepaya dimanfaatkan daunnya yang muda sebagai sayuran, seperti lalap rebus, buntil dan urap. Perasan daun pepaya muda mengandung alkaloid berasa pahit berkhasiat sebagai obat penyakit malaria, penurun demam, penurun tekanan darah juga pembunuh amuba. Manfaat daun lainnya adalah sebagai pelunak daging karena pada daun pepaya mengandung enzim papain, semacam protease yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Selain itu papain yang juga terdapat di dalam batang dan buah pepaya, dapat digunakan pada industri minuman (sebagai penjernih bir dan anggur), industri farmasi, industri kosmetik, industri tekstil dan kulit (sebagai penyamak) serta sebagai pembersih limbah.

Banyak ya manfaatnya. Beruntung ya yang tinggal di Indonesia ga kekurangan pepaya, yang selalu tersedia ga kenal musim. Saatnya mencintai buah yang kaya manfaat dan murah meriah ini. Lha di Eropa aja pepaya menjadi buah elit dan dihargai banget karena sadar akan manfaatnya, hingga bela-belain impor nih buah dari jauh-jauh, kenapa yang di Indonesia ga? 😊

Schreibe einen Kommentar